PERJUANGAN DENGAN PRESPEKTIF ABDI RAKYAT
OLEH : BUNG EDWIN
GAMBAR: kerja bakti sosial kom.fisip unitri
Pandangan yang pertama terlihat pada
generasi saat ini adalah pahlawan hanya pada pendahulu yang telah mati karna
penjajah. “ perjuanganku jauh lebih mudah
karena hanya mengusir penjajah, tetapi perjuangan mu jauh lebih berat karena
melawan bangsamu sendiri “ demikian ungkapan sang proklamator ( bung karno
) dalam memberikan pandangan terhadap melihat perjuangan bangsa. Terbukti saat
ini kita tidak mampu melihat yang mana lawan dan mana kawan.
Apakah
masih ada perjuangan saat ini ?
Secara
sempit generasi muda saat ini berpandangan bahwa bangsa ini telah merdeka dari
penjajah, hingga tidak perlu ada perjuangan lagi dan menikmati kehidupan yang
di berikan oleh para pejuang zaman penjajah. Pemikiran sempit ini mengakibatkan
satu kesenjangan dan ketidak seimbangan dalam menjalankan kehidupan
bermasyarakat, yang di mana peran pemuda merupakan tonggak kemajuan negara yang
sangat signifikan. Pola kehidupan yang sama sekali tidak berpihak kepada
masyarakat merupakan hal yang biasa bagi generasi muda saat ini. Tak mampu
menghadapi persoalan sosial dan memilih untuk apatis dan pesimis untuk
menjalani kehidupan adalah pilihan yang terbaik, di banding kan untuk melakukan
hal yang mulia bagi masyarakat yang di lemah kan oleh sistem.
Siapa
kah yang menjadi pemeran penting dalam kehidupan bangsa ?
Yang
menjadi pemeran penting dalam bangsa ini adalah masyarakat. Seperti devinisi demokrasi
yaitu kedaulatan yang tertinggi adalah di tangan rakyat. Namun satu hal yang
penting pula adalah apabila kedaulatan yang ini tidak di sadari oleh masyarakat
atau bisa juga hilangnya nilai – nilai yang terkandung di dalam kehidupan
masyarakat, seperti gotong royong.
Untuk
itu kita dapat melihat kerangka pemikiran kluckhohn tentang hakikat hubungan manusia dengan sesamanya yang
di uraikan oleh sajogyo pudjiwati sajogyo dalam buku sosiologi pedesaan :
sebenarnya ada tiga tema pemikiran di dalam jiwa gotong royong yaitu;
1. Orang
itu harus sadar bahwa dalam hidupnya pada hakikatnya ia selalu tergantung pada
sesamanya maka dari itulah ia harus berusaha untuk memelihara hubungan baik dengan sesamanya
2. Orang
itu harus selalu bersedia membantunya
3. Orang
itu harus sedia konfrom, artinya orang harus selalu ingat bahwa ia sebaiknya
jangan berusaha menonjol melebihi yang lain dalam masyarakatnya
Demikian
pola pikir tersebut harus di jiwai secara sungguh – sungguh oleh masyarakat
indonesia saat ini. Karena jauh sebelum era globalisasi yang sangat tinggi saat
ini pada dasarnya budaya masyarakat indonesia sudah hidup saling bahu membahu
untuk membangun satu dengan yang lainnya. Setiap pekerjaan yang di lakukan
semestinya timbul kesadaran yang mendasar secara individu bahwa biar
bagaimanapun orang tersebut membutuhkan individu yang lainnya.
Semangat
gotong royong ini tidak di lahirkan oleh orang – orang tertentu, tetapi sudah
dari nenek moyang bangsa ini, demi
mencapai tujuan kesejahteraan bersama maka perlu kehidupan yang saling
membutuhkan satu dengan yang lain untuk bekerjasama membangun bangsa ini. Inilah
yang menjadi nilai etika mendasar dari gotong royong.
Pada
perkembangan nya nilai gotong royong ini semakin pudar dan bahkan di lupakan
oleh generasi muda saat ini. Bahkan lebih mirisnya menciptakan kehidupan yang
hedonis di dalam diri setiap individu masyarakat indonesia. Ada hal lain yang
kemudian menjadi salah satu faktor bagi bangsa ini sebagai penghambat dan
menghilang kan nilai – nilai gotong royong, yakni salah satunya pengaruh
westernisasi yang semakin hari masuk di dalam kehidupan masyarakat indonesia
saat ini. Sasaran utama yang paling rentan dengan pengaruh westernisasi ini
adalah generasi muda saat ini terutama yang berada pada umur sedang meniru.
Mengapa
hal tersebut terjadi ?
Budaya
barat yang masuk melalui perkembangan teknologi, yang membuka dan tidak membatasi
ruang gerak orang untuk melihat kehidupan dan berinteraksi dengan dunia luar
mempercepat proses westernisasi ini yang dimana budaya asing dengan mudah dan
cepat di serap oleh generasi muda kita saat ini tak terkecuali dalam dunia
pendidikan. Perkembangan arus globalisasi yang mempercepat westernisasi ini pun
mengakibatkan generasi muda kita kebablasan dan tidak mampu untuk menyaring
budaya asing itu dengan baik. Sehingga saat ini nilai – nilai yang tertanam
sebagai budaya bangsa ini semakin memudar.
Apapun
alasan generasi saat ini tidak bisa di pungkiri sebagian besar telah di makan
oleh arus globalisasi yang tidak bisa di bendung. Pola kehidupan yang hedonis
dan individualistik akan terus berkembang dan semakin mengakar dalam diri
generasi penerus bangsa ini, bahkan satu saat dapat menjadi bumerang bagi masa
depan bangsa ini. Hal ini sekiranya merupakan hal yang tidak kita inginkan
terjadi bagi bangsa ini. Sebagai pihak yang menjadi bagian dari bangsa ini
tentu kita ingin bangsa ini terus berkembang dan berpijak pada jati diri
bangsa.
Bagaimana
solusi dari penyadaran masyarakat, terutama sasaran utama arus globalisasi yang
melanda generasi muda saat ini ?
Seperti
bahasa bung karno pada awal artikel ini, maka sama sekali perjuangan belum
berakhir untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat indonesia saat
ini. Sehingganya perlu ada kegiatan yang terselenggara secara aksi nyata tidak
hanya sebatas retorika atau pun kajian semata oleh para generasi muda yang
masih sadar akan pentingnya masa depan bangsa ini. Dengan terus menyuarakan
semangat kebersamaan dan gotong royong yang di wujud nyatakan di depan
masyarakat yang masih sempit pemikiran dan berlaku apatis pada kenyataan
sekiranya dapat membantu untuk mewujudkan paling tidak sampai pada tingkat
kesadaran masyarakat terutama generasi muda yang di telan oleh arus
westernisasi yang mengakibatkan generasi muda kebablasan dalam menanggapi
perkembangan tersebut.
KESIMPULAN
Berjuang, berjuang dan berjuang. Kata
ini tidak hanya sebagai sebuah retorika semata, tetapi membutuhkan kajian yang
matang terkait dengan masalah sosial yang ada, demi mewujud nyatakan perjuangan
pada masa kini hingga masa yang akan datang. Hiduplah dengan kebersamaan dan
semangat gotong royong, bukan apatis dengan keadaan yang menghancurkan budaya
bangsa ini. Karena generasi muda indonesia adalah abdi rakyat sejati. Teruslah berjuang
sebagai rakyat yang berdaulat atas bangsanya, bukan negara yang berdaulat untuk
menindas rakyatnya. Mandiri bukan berarti hidup sendiri, tetapi mandirilah demi
kesejahteraan negeri. Abdi rakyat sejati, mengabdi demi negeri, bukan generasi
muda yang menghianati negara tetapi generasi muda yang mensejahterakan bangsa.