MENILIK MINDSET MASYARAKAT


Oleh:UmbuPhim

Dalam penelitian saya tentang implementasi kepemimpinan visioner di salah satu desa di kabupaten malang, saya menemukan hal yang sangat unik yang sangat sulit saya lupakan dan cukup berkesan bagi saya dalam memberikan satu warna baru untuk melihat bagaimana kita dapat mengklasifikasikan kelompok masyarakat dengan kemampuan mereka untuk melihat sebuah perubahan. Jadi dari hasil penelitian saya tersebut dapat disimpulkan beberapa hal penting memang dan dari kesadaran ini dapat membawa saudara kepada cara berfikir dan cara memberikan value bagi masyarakat kita dengan lebih arief, dimana kita dapat melihat dan mengklasifikasikan kelompok masyarakat kita menjadi tiga kelompok masyarakat sesuai dengan mindsetnya yakni:

  1. Smart Society/Masyarakat Pintar. Masyarakat yang tergolong dalam smart society ini adalah masyarakat yang dalam pola pikir/mindset nya sangat baik ketika melihat ketimpangan sosial dan sangat dewasa untuk mengambil keputusan dalam bertindak. Sehingga dalam praktiknya seorang leader terutama pejabat public dalam melaksanakan kebijakan sangat mudah memperoleh dan menggerakan partisipasi masyarakat untuk melaksanakan prodak kebijakan yang baik bagi kepentingan umum.
  2. Stopid Society/Masyarakat Bodoh. Sangat kurang enak didengar memang, tetapi masyarakat seperti ini cara memandang dinamika sosial dengan cara mengikuti arah dari decision maker/pengambil keputusan. Mereka cenderung mengikuti orang yang dipandang baik dan pantas mengarahkan mereka dalam bertindak. Karena itu bagi para stacke holder sangat mudah dalam melaksanakan kebijakan, namun tergantung pada itikad, karakter dan niat yang baik dari para leader sehingga hasilnya juga bisa baik, tapi jika buruk niat kebijakan yang keluarkan, maka demikian juga hasilnya.
  3. Semi-Smart Society/Masyarakat Yang Mindsetnya Ditengah-Tengah Antara Smart Dan Stupid. Tipe masyarakat ini agak sedikit berbeda, biasanya kita dapat temukan pada daerah yang kondisi perkembangan peradabannya dari masyarakat traditional ke modern. Ini mereka sedang dalam masa transisi yang membuat mereka seolah pintar, namun pada kenyataannya sedang belajar tentang banyak hal baru yang sebetulnya mereka belum secara menyeluruh memahami apa yang sedang akan mereka ketahui. Dari maindset inilah kemudian masyarakat tipe ini lebih apatis terhadap perubahan cenderung kurang percaya terhadap perubahan dan selalu lebih senang mengkritik dari pada melakukan/mencoba sesuatu hal yang baru kearah perubahan yang lebih baik. Karena itu menjadi kesulitan dan calange yang berat bagi para decision maker dalam melakukan manuver-manuver perubahan, dalam hal melaksanakan kebijakan-kebijakan untuk kepentingan umum.


Dari kesimpulan kajian tersebut, tentu memang akan mengantarkan kita pada analisa sosial antropologi masyarakat kita di wilayah kita masing-masing, sehingga kemudian dapat membuat kita sedikit dapat menerima, menyesuaikan dan melakukan langkah-langkah konkrit dalam menghadapi bahkan melakukan manuver-manuver perubahan di lingkungan atau daerah kita masing-masing. 
Tentu selain dari kerangka dasar menganalisa pola mindset masyarakat kita, sebagai civil society yang peduli pada konsep-konsep revolusioner dan menolak pemikiran masyarakat yang cenderung konservatif dan apatis terhadap perubahan, kita juga perlu banyak belajar tentang cara-cara terbaik dalam memvormulasikan kebijakan.

Tetap ikuti terus tulisan saya agar kita belajar terus idealnya sebagai civil society, baik yang ada dalam sistem goverment, atau yang bergerak bebas diluar sistem, bahakan sekalipun anda adalah seorang pemodal/kapitalis. Salam sehat saudara, salam menyongsong tahun politik.

Latest

1 komentar:

Semangat terus dalam berkarya pak