MEMAHAMI PSIKOLOGI REMAJA

MEMAHAMI PSIKOLOGI REMAJA

GAMBAR : contoh remaja

Menurut ahli psikologi Elisabeth B. Hurlock yang di kutip oleh penulis buku psikologi remaja yaitu Drs. Andi Mappiare dalam bukunya di tulis bahwa jika di bagi bentuk – bentuk perkembangan dan pola – pola perilaku yang nampak khas bagi usia – usia tertentu, maka rentan kehidupan terdiri atas sebelas masa yaitu :

JENIS MASA KEHIDUPAN
PERILAKU
Prenatal
Saat konsepsi lahir
Masa neonatus
Lahir sampai akhir minggu ke dua setelah lahir
Masa bayi
Akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua
Masa kanak – kanak awal
Dua tahun sampai enam tahun
Masa kanak – kanak akhir
Enam tahun sampai sepuluh atau sebelas tahun
Pubertas/preadolescence
Sepuluh atau duabelas tahun sampai tigabelas tahun atau empat belas tahun
Masa remaja awal
Tiga belas tahun atau empat belas tahun sampai tujuh belas tahun
Masa remaja akhir
Tujuh belas tahun sampai dua puluh satu tahun
Masa dewasa awal
Dua puluh satu tahun sampai empat puluh tahun
Masa setengah baya
Empat puluh tahun sampai enam puluh tahun
Masa tua
Enam puluh tahun sampai meninggal dunia

Pada rentangan usia menurut Hurlock di atas, kita lebih fokuskan melihat lebih spesifik menganalisah bagaimana rentang usia remaja yakni secara jelas usia remaja dari usia 13 – 21 tahun. Namun perlu kita ketahui secara mendalam di dalam rentangan usia remaja ini terdapat tiga periode lagi yang mana periode ini diantaranya masa remaja awal ( 13/14 tahun – 17 tahun ), dan remaja akhir ( 17 tahun – 21 tahun ), dan yang berikutnya adalah usia yang namanya masa pubertas/preadolescence ( 10/11 tahun – 13/14 tahun ). Pada masa ini seringkali para remaja di sebut sebagi masa dimana manusia sampai di puncak klimaksnya untuk memahami dan menemukan jati dirinya. Seringkali dengan usia seperti ini, kita temukan yang namanya kenakalan remaja.
            
Hal tersebut terjadi di karenakan pada usia tersebut para remaja di perhadapkan dengan kondisi yang dilema atau berada pada dua posisi yang mengakibatkan mereka ( remaja ) menjadi bingung. Pada masa inilah yang perlu adanya perhatian yang sangat serius dari orang dewasa sebagi orang tua dari para remaja tersebut. Usia seperti ini remaja pada anggapan orang dewasa masih anak – anak, namun disisi lain “ selalu di marahi ketika di anggap salah, apabila berperilaku kekanak kanakan “. Kondisi ini mengakibat kan remaja selalu bertindak arogan untuk mengatasi persoalan yang di mana di sebutkan tadi masa klimaks yakni pada posisi remaja yang penuh dengan masalah.

Psikologi remaja kala itu, selalu lebih memilih menyendiri terutama pada remaja awal, atau pun pada masa ini ketika pada posisi pubertas, menimbulkan ketertarikan yang berlebihan pada lawan jenis. Kondisi inilah yang apabila di tanggapi dengan masalah lingkungan yang tidak sesuai atau pada konteks hal yang negatif bagi psikis remaja tersebut maka dengan sendirinya hal yang negatif akan mudah di serap di bandingkan hal yang positif. Pada kondisi ini perlu ada pengawasan yang baik, agar remaja tumbuh di lingkungan yang positif, sehingga remaja dapat mengonsumsi semua hal positif yang lebih banyak. Oleh sebab itu pengaruh perkembangan teknologi informasi dan lingkungan kedekatan emosional yang baik oleh orang – orang di sekitar sangat di perlukan untuk menimbulkan pribadi remaja yang baik.

Hurlock men jelaskan berbagai uraian penting terkait dengan gejala – gejala negative phase. Namun sebelum itu perlu di ketahui negative phase yang di maksud adalah masa remaja awal ataupun masa pubertas. Menurut hurlock negative phase ini adalah sebagai berikut :

1.      Keinginan untuk menyendiri ( desire for isolation )
2.      Berkurang kemauan untuk bekerja ( disinelasinilation to work )
3.      Kurang koordinasi fungsi – fungsi tubuh ( inkoordinations )
4.      Kejemuan ( boredom )
5.      Kegelisahan ( resstlessnes )
6.      Pertentangan sosial ( sosial antagonishm )
7.      Penentangan terhadap kewibawaan orang dewasa ( resistance to authority )
8.      Kepekaan perasaan ( heightened emotionality )
9.      Kurang percaya diri ( lack  of self – confidence )
10.  Mulai timbul minat pada lawan seks ( preoccupations with sex )
11.  Kepekaan perasaan susila ( excessive modesty )
12.  Kesukaan berkhayal ( day dreaming )

Inilah hal yang perlu di perhatikan baik orang dewasa maupun remaja itu sendiri dalam menanggapi masalah – masalah yang di hadapi. Masa ini yang sering di katakan oleh masyarakat pada umumnya, apabila menilai para remaja yang bersikap kekanak – kanakan merupakan anak labil atau istilah kerennya anak alay. Hal terebut di sebabkan karena remaja berada pada posisi yang di katakan ketidak stabilan emosional, sehingga berorientasi cenderung ke arah yang negatif. Namun yang paling penting bagi para remaja adalah apabila sadar akan posisi ini dan mampu untuk beradaptasi dengan di dorong oleh orang tua dan lingkungan yang baik maka segala persoalan atau masalah – masalah remaja yang sangat kompleks.


Catatan : jadilah orang yang berbeda pada generasimu, maka dengan sendirinya anda akan di pandang baik oleh generasi mu, terlebih utama oleh generasi di atas mu. Apabila remaja mampu berfikiran kritis dan dewasa, maka satu kelebihan tersendiri di antara generasinya dan yang terpenting akan menghasilkan berbagai inovasi baru yang positif dan bernilai jual tinggi dalam hal kualitas di antara setiap jenis generasi.