Oleh
Anggota SKN : EDWIN PD
gambar: logo skn
SANGGAR
SENI DAN OLAHRAGA KERTA NEGARA
Biaografi
seorang pemimpin yang inspiratif :
DONY SOEFYAN dalam kehidupan sehari
– hari masyarakat dimana Ia merantau di panggil mas dede. Demikianlah akrab di
panggil oleh setiap orang yang dekat dengan beliau. Sepenggal kehidupan yang
menjadi kan hati setiap orang tersentuh. Satu pertanyaan bagi pembaca, pernahkah
anda benar – benar mengabdikan hidup anda untuk kepentingan orang yang sama
sekali tidak memiliki kaitan baik darah maupun paling sederhana kepentingan ?
Demikianlah kehidupan beliau yang
kurang lebih saya mengenalnya selama 10 tahun yang lalu di sebuah organisasi
silat yang ada di kota waingapu yang pada tepatnya di kab.sumba timur – NTT.
Dalam satu waktu beliau memiliki inisiatif yang sangat tinggi untuk mengangkat
martabat dari putra putri daerah asli NTT, terlebih khusus sumba timur melalui
organisasi bela diri asli Indonesia dimana perguruan ini yang oleh pendirinya
Raden Mas Soebandiman Dirdjo Admodjo bernama Perisai Diri. Namun sebelum itu
anda perlu ketahui bahwa tolak ukur seorang dalam melakukan perbuatan baik,
bukan melihat latar belakang ataupun seperti harta, tahkta dan kekuasaan,
itulah selalu di ajarkan dan di amalkan oleh pak dony bapak pengasuh anak –
anak Sanggar Kerta Negara.
Dengan kultur kelahiran nya yang
sama sekali bukan orang asli dari sumba timur, tetapi Ia begitu semangat yang
membara berjuang untuk melahirkan dan mampu mencetak atlit sekelas
internasional. Sungguh hal yang tidak bisa di bayangkan untuk seorang anak dari
daerah terpencil, terlahir dari keluarga yang kondisi ekonomi rendah saya dan
teman – teman seperti mimpi ketika melihat panggung yang megah pada ajang
kejuaraan daerah, nasional hingga internasional. Demikian perasaan kami atas
perjuangan beliau bagi kami yang awal nya bahkan jangankan mengenal, melihat
beliau saja sama sekali tidak.
Baik suku agama dan ras beliau
bukanlah menjadi penghalang menjalan kan itikat untuk meningkatkan harga diri
daerah dimana Ia merantau itu. Dengan riwayat kelahiran di jember – jawa timur,
pada tanggal 21 february 1970, yang mungkin dengan kondisi yang dinilai sama
sekali bukanlah hal yang istimewa bagi sebagian orang di sekitar lingkungan
nya, namun nyatanya Ia dapat membuktikan bahwa ekonomi, dan keterbatasan bukan
lah menjadi penghalang. “ melihat cita – cita menjadi hal yang besar bukan
malah melihat tantangan yang yang harus di hadapi sebagai hal yang besar “,
itulah salah satu contoh petuah yang selalu di berikan bagi anak asuhnya.
Pengorbanan beliau tidak bisa di katakan sebagai hal yang sepeleh, bagi kami Ia
sosok yang sangat memiliki karisma yang berarti bagi kehidupan anak asuhnya.
Dengan di dukung seorang istri yang berasal dari daerah bali yang berketurunan
bangsawan, beliau melakukan perjuangan yang sangat keras bagi daerah yang Ia
cintai ini. Dalam melihat sumba timur – NTT bukan lah daerah nya tetapi bagi –
Nya itu adalah indonesia. Satu ketika dalam satu kejuaraan yang berada di
surabaya – jawa timur, pada kejuaraan PON REMAJA 1 tim NTT yang pada waktu itu
di pimpin sebagai pelatih. Kami terbang dari bandara eltari – kupang menuju
juanda – surabaya, tetapi pada saat itu pesawat yang kami tumpangi transit di
bandara ngurah ray – Bali. Pada saat itu terjadi kesalahan teknis sehingga kami
harus menunggu lama 5 jam yang awalnya di perkirakan hanya 1 jam. Dengan
kekesalan melihat atlitnya yang dia sayangi Ia langsung marah kepada pihak
penerbangan, tetapi bukan itu menjadi pokok persoalannya. Karena itu beliau di
komplein oleh seorang asing, lantas serentak beliau langsung marah kearahnya “
nenek moyang kami sama sekali tidak tahu di mana di kuburkan oleh bangsamu,
kamu sangat tidak bertanggung jawab atas bangsaku. Makanya tidak pantas anda
mengatur kami “ begitu sepenggal kalimat dari nya pada saat itu. Dari peristiwa
ini kami mengerti bahwa beliau sangat mencintai bangsa ini. Mungkin itulah Ia
rela memberikan jiwa raganya untuk berjuangan masyarakat di mana orang – orang
ini adalah atlit yang di angkat hingga ajang internasional. Demikian sepenggal
kisah sebagai pembuka supaya pembaca tahu pribadi dari seorang yang bagi kami
pahlawan masa kini.
Dari penampilan nya sama sekali
bukan lah apa – apa bagi masyarakat, bukan juga orang yang istimewa bagi orang
– orang di sekitar. Dibalik penampilan yang sangat sederhana tak begitu banyak
yang mengetahui perjuangan beliau bahkan sama sekali di musuhi oleh orang –
orang yang tidak bertanggung jawab. Hal yang mengherankan bagi banyak orang
bahwa kehidupan sederhana beliau tetapi selalu pada saat pulang dari kejuaraan
selalu di sambut secara istimewa dan di bawa arak – arak keliling kota, mungkin
hal ini lah menjadi latar belakang yang menciptakan kehidupan kurang harmonis
oleh para orang yang tidak bertanggung jawab.
Satu hal yang perlu saudara –
saudara ketahui ajarannya bagi kami, “ semakin tinggi pohon itu tumbuh, maka
akan semakin kencang angin yang menerpa “ demikian prinsip yang di ajarkannya
untuk melihat dan menghadapi badai – badai yang selalu menerpa kehidupan nya
bersama keluarga dan anak – anak asuhnya.
Tepat pada tanggal 9 maret 2014, Ia
mampu membangun sebuah padepokan silat yang di mamakan sebagai Sanggar Seni Dan
Olah Raga Kerta Negara, satu – satunya padepokan yang pertamakali berdiri di
daerah NTT. Demikian bentuk dari perjuangan nya sama sekali tidak ada bantuan
oleh siapapun baik pemerintah sekalipun. Berawal dari tempat latihan yang
sangat sederhana, ( lapangan terbuka ) hujan, panas tidak menyurutkan
semangatnya untuk mewujudkan putra putri asli daerah yang sama sekali pada masa
kecil nya tidak menjadi bayangan dalam hidup. Karna melihat dan merasakan
keadaan yang sangat minim ini, beliau berusaha dengan keras, bahkan supaya
saudara sekalian tahu bahwa perhiasan sekalipun sang istri menjadi korban untuk
anak – anak asli daerah tersebut di atas.
Tidak cukup dengan prestasi yang
gemilang, yang di usahakan bagi masyarakat indonesia pada umumnya dan bagi anak
– anak asuhnya pada khususnya, beliau memikirkan jauh pada masa depan bagi anak
– anak asuhnya. Berkat perjuangan dan kecintanya terhadap budaya indonesia yang
di wujudkan dalam bela diri silat, Ia diangkat menjadi anggota kehormatan di
dalam perguruan Perisai Diri. Namun dengan gelar ini pun menuai polemik yang
hebat bagi orang – orang yang merasa tersaingi olehnya yang sebenarnya mereka
tak sadar bahwa harga diri mereka di bangun oleh beliau.
Badai – badai yang terus menerpa
dalam kehidupan beliau dan anak asuhnya yang saat ini anda temui pada Sanggar
Kerta Negara. Bukan segala fasilitas yang memanjakan setiap atlit yang di cetak
dari padepokan ini menjadi fokus utama saya dalam menulis, tetapi saya mengajak
anda melihat satu perjuangan yang dahsyat tidak dapat di bandingkan dengan
sekedar penghargaan piagam piala atau penghargaan lainya. Tidak cukup di
sampaikan dalam artikel kecil ini, bahkan yang tidak bisa di publikasikan. Satu
hal yang pasti bahwa perjuangan juga ada ujungnya, sebagai manusia pun memliki banyak
kekurangan, Pada sisi yang negatif pun anda harus tahu bahwa beliau tidak segan
– segan menentang siapapun dan organisasi apapun bentuknya tak menyurutkan
perjuangannya.
Hari ini anak – anak asuhnya pun
melakukan dan meneruskan warisan beliau dengan baik. Tepat pada tanggal 18
april 2017, beliau di panggil pulang oleh sang pemberi hidup. Dengan puji
syukur atas Tuhan anak – anaknya sangat beruntung ketika di berikan satu sosok
yang begitu seperti jelmaan malaikat dalam hidup mereka. Ia mampu mewujudkan
mimpi – mimpi anak – anak yang sangat jauh dari jamahan orang banyak. Bagi kami
Ia adalah malaikat, yang di berikan Tuhan untuk membantu kami mencapai cita –
cita.
Dengan meninggalnya beliau, tidak
semerta – merta menghilangkan nya seutuhnya dari dunia ini. Untuk selamanya Ia
akan terus hidup di tengah – tengah kehidupan masyarakat, terutama pada
lingkungan padepokan yang di bangun. Selamanya DONEY SOEFYAN adalah malaikat
bagi setiap anak – anak negri ini. Semoga anda dapat terinspirasi dari pahlawan
yang tidak berwujud di mata masyarakat.... salam bunga sepasang ayah tercinta
kami, akan selamanya hidup bersama kami
Sampai
ketemu pada cerita inspiratif berikutnya saudara – saudara...